Mengenal Perhiasan Tradisional Lewat Manjusha Nusantara

Sebagai negara yang kaya akan warisan budaya bernilai seni tinggi, Indonesia memiliki banyak hasil seni yang dapat menjadi kebanggaan, salah satunya adalah perhiasan. Benda yang identik sebagai teman sejati wanita ini bisa merepresentasikan sebuah kebudayaan karena di dalamnya terdapat filosofi atau sejarah yang menggambarkan keindahan dari masing-masing daerah di Indonesia.

Magnum Opus menampilkan replika perhiasan tradisional yang terdiri dari beragam kalung, gelang, cincin, hingga tusuk konde dengan tema tribal yang sengaja dihadirkan untuk mengingatkan kembali akan berbagai jenis perhiasan antik yang dimiliki Indonesia. Meski ukurannya yang besar dan detailnya yang cenderung lebih sederhana, namun pengerjaannya dilakukan secara cermat.

Seri Nusa Earrings

Koleksi baru tersebut tidak hanya berasal dari satu kota saja. Beberapa daerah pengrajin perhiasan di Indonesia seperti Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah menjadi tempat persinggahan Manjusha Nusantara dalam mencari inspirasi serta menggali lebih dalam lagi tentang filosofi dan keunikan perhiasan tradisional Indonesia. Tidak hanya itu saja, lewat karya terbarunya ini, Manjusha Nusantara juga membawa misi mulia yang ditujukan kepada wanita Indonesia.  

Perhiasan yang dihadirkan dikemas berdasarkan riset dan proses pengembangan filosofi yang panjang. Misalnya saja kalung Taiganja yang berasal dari daerah Kulawi, Sulawesi Tengah. Konon katanya kalung yang berbentuk liontin ini dipakai sebagai lambang kesuburan, kemakmuran, dan status sosial dari seseorang. Semakin tinggi kedudukannya semakin banyak Taiganja yang dimilikinya.

Menariknya, teknik pembuatannya pun dibuat lebih ringan tanpa menghilangkan orisinalitasnya. Semua warna dibuat semirip mungkin dengan yang aslinya. Tetapi tentunya hasilnya tidak bisa sama persis dengan asli, karena perhiasan ini sudah berumur 60 tahun lebih, jadi ada beberapa detail yang sudah hilang. Modifikasi yang dilakukan biasanya berupa ukiran dan beberapa detail kecil lainnya.

Seluruh perhiasan replika ini dibuat dari bahan dasar tembaga yang dicampur dengan perak, kemudian disepuh dengan emas 24 karat atau perak berkadar tinggi. Hal ini juga dilengkapi dengan teknik pemolesan akhir yang khusus untuk mendapatkan warna ciri khas Manjusha Nusantara yang didominasi dengan warna emas terang dan perak mengkilap. Sebelum memamerkan koleksi perhiasan tradisional, Manjusha Nusantara melewati proses panjang dan berliku-liku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *