Cara Menentukan Harga Jual untuk Produk Online Secara Tepat
Anda sudah sering menemukan banyak informasi tentang cara jualan online di berbagai platform. Konten dalam bahasa Indonesia sampai Bahasa Inggris pun terjadi lengkap. Walau begitu mengapa masih banyak yang kebingungan soal jualan online?
Salah satu masalahnya adalah kurangnya informasi bagaimana cara menentukan harga jual untuk produk Anda. Menentukan harga jual perlu diperhatikan agar tidak merugi. Terkhusus jika Anda menjual barang melalui e commerce Blibli.
Berikut ini terdapat berbagai cara menentukan harga jual barang untuk produk Anda. Semua metode ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan produk yang Anda jual.
1. Menentukan harga berdasarkan biaya
Anda dapat menentukan harga jual dengan melihat berapa biaya yang sudah kamu keluarkan untuk suatu produk serta keuntungan yang ingin dicapai.
Perhitungan biaya termasuk bahan-bahan dan biaya operasional seperti gaji karyawan, listrik, akomodasi, biaya pemasaran dan sebagainya. Dengan kata lain, Anda perlu memahami berapa biaya produksi yang dikeluarkan.
Setelah menghitung jumlah biaya produksi, jumlah ini ditambahkan dengan berapa persen keuntungan yang Anda inginkan dari jualan online.
Untuk contoh kasus, Anda membeli pakaian anak dengan harga Rp 500.000. Untuk membeli kaos tersebut, Anda perlu mengeluarkan biaya transport sebanyak Rp 20.000.
Dari sini, modal yang Anda keluarkan sebesar Rp 520.000. Apabila ingin mendapatkan keuntungan Rp 100.000, maka Anda perlu menjual pakaian anak sebesar.
Rp (520.00 + 100.000) : 10 = Rp 620.000
Sayangnya metode ini tidak mempertimbangkan permintaan pasar dan harga dari kompetitor. Anda yang menentukan sendiri.
2. Menentukan harga berdasarkan kompetitor
Cara menentukan harga jual produk selanjutnya apakah dengan melihat harga jual kompetitor Anda di pasar. Mengetahui harga kompetitor, membuat Anda tahu berapa kisaran harga produk tersebut.
Walau begitu, Anda tidak harus terpaku dengan harga kompetitor. Apabila produk Anda berkualitas, memiliki kemasan menarik, dan akses yang mudah dijangkau oleh konsumen, maka Anda dapat mematok harga jual sedikit lebih tinggi dari kompetitor.
Kekurangan metode ini adalah Anda dapat mengabaikan biaya produksi apabila terlalu fokus dengan harga kompetitor. Waktu Anda akan habis untuk melakukan survei pasar.
3. Menentukan harga berdasarkan pelanggan
Selanjutnya, Anda dapat memakai persepsi pelanggan terhadap produk yang Anda jual. Untuk melakukannya ini, Anda perlu melakukan survei calon pelanggan. Salah satu caranya dengan memakai konten QnA.
Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang dapat Anda tanyakan
- Apakah harga jual menggambarkan kualitas sebuah produk?
- Apakah harga jual tersebut sepadan dengan kualitas atau nilai yang didapatkan konsumen?
- Dalam membeli produk, lebih memperhatikan prestige atau harga jual?
Kelemahan dari bertanya kepada konsumen adalah Anda akan mengabaikan biaya produksi. Penentuan harga jual akan berfokus kepada konsumen.
4. Harga margin
Selain bertanya kepada pelanggan, Anda dapat memakai harga margin untuk menentukan harga jual produk. Metode ini menitihberatkan harga jual berdasarkan jumlah produksi dan perkiraan profit yang ingin dicapai.
Anda membuka bisnis makanan dengan modal Rp 20.000 dan ingin menjual makanan tersebut dengan harga Rp 25.000. Margin yang dihitung harus memperhatikan selisih harga jual dengan biaya produksi, lalu dibagi dengan harga jual.
Margin = (Harga jual – Biaya produksi)/Harga jual
Margin = (Rp 25.000 – Rp 20.000) / Rp 22.000
Margin = 0,2 atau 20%
5. Harga keystone
Harga keystone ditentukan dengan cara menjumlah 2 x harga grosir atau biaya perolehan produk. Walau terlihat mirip dengan harga markup, bedanya harga markup memiliki nila jual lebih tinggi, bahkan bisa mencapai 100% dari modal.
Metode ini banyak dipakai oleh department store. Selain mencari untung, biasanya terjadi karena ada faktor barang yang tidak lalu akan diretur, lalu menghasilkan stok barang berlebih.
Sebagai ilustrasi, Anda ingin menjual pakaian dengan harga Rp 100.000, kamu dapat menjualnya dengan harga Rp 200.000, dengan memakai metode keystone.
Perlu diperhatikan kembali, pastikan Anda sudah mempertimbangkan berbagai hal untuk menerapkan metode ini. Salah satunya adalah produk yang Anda jual sangat berkualitas dan banyak diminati orang.
6. Menentukan harga berdasarkan value
Metode ini memiliki makna bahwa harga jual barang ditentukan oleh pelanggan. Istilah dalam ilmu marketing adalah value based pricing.
Sehingga, sebuah produk akan menyesuaikan dengan nilai yang sudah diberikan oleh pelanggan. Penentuan nilai ini mengikuti indikator yang harus dipenuhi dari pelanggan sehingga Anda dapat menentukan harga jual produk.
Nilai dari pelanggan dapat ditentukan melalui hasil survey lapangan. Dan nantinya, Anda akan mendapatkan harga jual produk yang sudah ditentukan berdasarkan angka tersebut.
Metode ini sering dipakai untuk menjual produk yang unik, langka, dan populer. Salah satu contohnya adalah pakaian dari Supreme yang harganya mengikuti pasar konsumen.
7. Manufactured Suggested Retail Price (MSRP)
Metode selanjutnya adalah Manufactured Suggested Retail Price, yang mana harga jualnya ditetapkan oleh pemilik usaha atau brand.
Melansir dari Investopedia, MSRP adalah harga eceran yang disetarakan. Walaupun sudah ditentukan, beberapa penjual dapat menjual produk tersebut diatas harga MSRP.
Umumnya, kenaikan harga ditentukan karena produk tersebut sulit ditemukan.
Namun harga jual dapat menjadi lebih murah karena produknya banyak dan berlimpah di pasaran.
Semua metode ini dapat Anda gunakan untuk menentukan harga jual produk. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi usaha Anda.